Rabu, 23 Maret 2011

Honda Supra Rangka Knock Down

 

Rangka asli Honda Supra besutan Budi ini hanya disisakan sektor centerbone aja. Frame tengah hingga buritan sudah dibabat habis ke akar-akarnya. "Centerbone dipertahankan agar tetap berfungsi sebagai dudukan mesin," bilang Dana Prasetya, sang modifikator.

Karena rangka buritan sudah buntung, Dana sudah mempersiapkan planning penggantinya. Sebagai penopang jok, dibuatkan rangka baru sistem knock down. Pipa berdiameter 2/8 dim jadi bahan pokoknya. 
Setelaelah selesai didesain, rangka baru lantas dibaut pada centerbone. Sistemnya memang bisa bongkar-pasang. Agar tampilannya terlihat keren aja tidak ada maksud lain," beber modifikator yang dipanggil Gondez ini. 

Dari rangka baru yang knock down inilah jok berikut cover samping dengan mudah terpasang. Ini kali Gondez memang tidak mau neko-neko. Menginginkan tampilan motor terlihat sesimpel mungkin. Makanya dia sengaja menonjolkan rangka, tanpa bungkus cover bodi. Termasuk keberadaan swing arm.

Punggawa GDZH Custom Rebuilt Jombang ini sengaja mendramatisir desain swing arm. Modelnya sengaja dibikin ribet biar tampilan menjadi lebih terkesan sangar. Inspirasinya dari MadAss yang dikolaborasi dengan model rangka pada Ducati Streetfighter. 

Selain ingin mengenalkan ciri dalam bentuk dan desain modifikasinya, Donny juga punya misi untuk ikut mengembangkan motif Indonesia. "Tapi, karena selama ini motif nasional itu identik dengan motif Jawa. Untuk itu saya ingin membuat sesuatu yang berbeda," lanjutnya.

Ini kali dia airbrush GL-Pro ini dengan hijau gold. "Warna ini mencirikan kampung halaman saya, Riau," lanjut pria asal Pekanbaru, Riau ini. Kelir ini memang acap juga dipakai dalam kain tenun atau songket dari ranah Melayu.

Selain itu di bagian tengah tangki juga dibuatkan semacam garis yang menggunakan motif batik. "Motif seperti itu jika didesain dengan pas juga cocok buat motor dengan aliran modifikasi sangar seperti ini," tambah pria bertubuh gelap.

Ide dari budaya lokal? Kenapa tidak, Bro!

Honda GL- Pro, Hantu Laut Style

Nama bengkel Hantu Laut (HL) lebih dulu terkenal di komunitas drag VW. Tapi, saat ini bengkel di bawah  koordinasi Donny Batax ini juga sedang intens dengan roda dua. Fokusnya dengan tampilan chopper dan cafe racer.  Hebatnya, bengkel ini berani mengklaim punya style dan ciri khusus yang pasti bisa ditemui di semua karya modifnya.

"Kami ingin ketika hasilnya sudah di jalanan, orang langsung tahu kalau itu keluaran HL, bukan dari bengkel A atau bengkel B," pasti Donny bersemangat.

Omong-omong apa sih cirinya itu, Bro?  "Ciri yang pertama, rangka utama yang di bawah tangki dibikin naik atau lebih tinggi dari standar," tegas Donny yang juga bilang kalau ketinggian sudah disesuaikan dengan postur si pemilik dan juga dimensi utuh motor.

Akibat ubahan seperti ini, jarak antara rangka dan bagian atas mesin jadi lebih lebar dari semula. "Enggak masalah sebab memang ruang kosong seperti itu cocok buat gaya chopper seperti ini," lanjut pemilik bengkel di Jl. H. Nawi, Gg. H. Jeni, No. 78, Jakarta Selatan ini. 

Sedangkan ciri berikutnya adalah adanya bentuk segitiga kosong di bawah jok. "Saya sebutnya rangka cangcut karena segitiga mirip celana dalam," kekeh pria berpostur tegap ini.

Donny kukuh mempertahankan seperti ini karena mempunyai filosofi yang kuat. "Saya enggak mau menutupi hal yang jelek seandainya ada, karena itu biarkan saja rangka terbuka dan bisa dilihat semua orang. Enggak ada yang ditutupi cover bodi," cuapnya panjang lebar. 

Dengan begini Donny yakin bisa tetap bertahan. "Jika enggak suka dengan ciri seperti ini monggo cari bengkel lain," tegas pria berprinsip ini. 

Selain ingin mengenalkan ciri dalam bentuk dan desain modifikasinya, Donny juga punya misi untuk ikut mengembangkan motif Indonesia. "Tapi, karena selama ini motif nasional itu identik dengan motif Jawa. Untuk itu saya ingin membuat sesuatu yang berbeda," lanjutnya.

Ini kali dia airbrush GL-Pro ini dengan hijau gold. "Warna ini mencirikan kampung halaman saya, Riau," lanjut pria asal Pekanbaru, Riau ini. Kelir ini memang acap juga dipakai dalam kain tenun atau songket dari ranah Melayu.

Selain itu di bagian tengah tangki juga dibuatkan semacam garis yang menggunakan motif batik. "Motif seperti itu jika didesain dengan pas juga cocok buat motor dengan aliran modifikasi sangar seperti ini," tambah pria bertubuh gelap.

Ide dari budaya lokal? Kenapa tidak, Bro!

Modif Mega Pro Hypermoto Special Turing


Bentuk visual apik dan fungsi menjadi konsep utama Agung Nugroho Setyawan dalam merangkai modifikasi Honda Mega Pro. Punggawa One Brutalle Modification (OBM), Banjarnegara ini mengaplikasi konsep Ducati Hypermotard sebagai acuan.

Hypermotard secara desain mirip dengan supermoto. Namun motard biasanya lebih gede. Oleh modifikator beken disapa Wawan ini, coba ditonjolkan guratan bodi yang memiliki nilai artistik ala negeri Pizza, Italia. Tapi, untuk tangki dia malah comot dari Tiger Revo.  

"Sebab secara bentuk pas. Tidak terlalu kecil dan juga tidak kedodoran. Asyiknya lagi, tangki Revo juga memiliki dudukan baut sayap tangki dan langsung bisa difungsikan," jelas ayah satu putri. 

Perhitungannya tepat, tangki ini punya dua dudukan sayap orisinal, tentu saja aplikasi untuk pemasangan sayap baru tidak mengalami kesulitan. Selain itu, sekarang  lampu sein juga nempel pada shroud ini. Pada desain asli Hypermotard tentu saja tidak ada. Namun modifikator ramah ini memperhitungkan estetika yang sesuai dengan fungsi. 

Tentunya juga sesuai konsep yang mengedepankan bentuk visual dan fungsi, kuda besi milik Mustangin yang seorang pengusaha sapi asal Wonosobo ini memakai komponen kaki-kaki yang ideal buat turing. Sebab Mustangin memang gemar turing bersama teman-temannya dari komunitas yang menamakan diri Mega Pro Independent Wonosobo (Mezzo).

Sok depan upside down variasi. Walau buatan lokal, namun dalemannya diganti dan diolah modifikator necis ini. Contoh jalur oli diubah lebih lambat dengan perubahan lubang suling. Lubang asli  ditutup, gantinya dibuatkan baru 8 mm di atas lubang asli. Sehingga oli lebih lambat membuat kerja suspensi lebih baik. Tentu saja agak sedikit lebih keras sebab kapasitas oli ditambah 20 cc agar enak melewati jalanan.

Untuk belakang, sementara masih menerapkan ilmu hemat. Contoh swing arm handmade banana. Tapi, tetap layak dapat jempol!

KANDUNGAN LOKAL

Tidak banyak komponen mentereng nempel di kaki-kaki. Semua lokal, termasuk swing arm dan tentu saja sok. Meski begitu, tetap bisa dibuat mewah dengan penempatan pas. 

Jadi masalah bukan pada komponen yang dipakai. Namun mengolah komponen agar sesuai konsep. Mahal belum tentu sesuai dengan konsep.

Wawan sangat  memperhitungkan agar dimensi motor terihat tinggi sesuai postur Hypermotard. Paling susah justru pada pemasangan sok belakang. 

"Sempat dicoba dengan sudut sokbreker tegak, namun kompresinya enggak enak. Walaupun secara tampilan bagus. Jalan keluarnya diubah. Sudut suspensi jadi lebih miring 15 derajat dan sudah diakali dengan sistem unitrack. Jadi bisa dipastikan lebih enak," yakin modifikator humoris ini.

Modif Honda BeAT 2009, Rasa Asem Manis


BeAT garapan Han’s Motor (HM), Bogor rasanya asem-manis. Tapi, jangan dijilat tuh bodi BeAT karena gak bakal ada rasanya. Paling rasa debu yang nempel di badan motor. Tapi, filosofi airbrush BeAT yang disebut asem-manis.
“Maksudnya kayak permen Nano-Nano. Kan, permen itu warna-warni. Nah, konsep warnanya yang kita ambil,” beber Hanif ‘Han’s’ Baitullah, modifikator HC, Bogor.

Wah, benar juga grafis kelir BeAT karya HM mirip permen. Seandainya tuh permen dibuka bungkusnya, pasti sebelas-dua belas dengan BeAT HM.

Kelir dasarnya dibuat oranye, ditiban grafis kuning redup dan ditambah dengan garis hijau. “Dasarnya cuma tiga warna, merah, kuning dan hijau yang dicampur-campur. Hasilnya bisa bikin grafis berbagai warna,” tutup Han’s dari Jl. Villa Duta, Baranang Siang, Bogor

Yamaha Byson 150: Ubah Stang Byson

 Tongkrongan street fighter Byson memang tak bisa diragukan lagi. style ergonomi Byson bisa dibagi jadi dua, gaya touring bisa gaya sport dengan tubuh merunduk juga memungkinkan.

Nah bicara perubahan ergonomi yang merunduk, stang kemudi orsinya wajib diganti. Tentu saja, pilihannya model patah, seperti yang dipakai KRR-150, RG-R 150, Touch 125 atau NSR 150. Permasalahan terbarunya, konsep pemasangan stang kemudi yang selalu memakai dudukan inner tube sok depan sebagai tumpuannya, untuk jenis stang kemudi model patah ini masih belum ada ukurannya spesial buat Byson.Yamaha Byson 150: Ubah Stang Byson


Pasalnya, inner tube sok depan Byson memiliki diameter paling besar, di jajaran sport yang beredar di Indonesia, yakni 41 mm. Dan kalau ditinjau dari kontruksi stang kemudi model patah ada tiga bagian, pipa dudukan handgrip, adaptor dan braket pengait ke inner tube. Kuncinya ada di braket inner tube, wajib dibuat ulang. Bahannya bisa pakai diral atau besi, paling simpel pakai besi.

Braket orsi mesti dipotong hingga batas adaptor pipa. Kemudian buatkan braket dengan diameter dalam 41 mm, sesuai dengan diameter inner tube sok depan Byson. Dan ketebalan braket pastikan lebih dari 8 mm, agar tetap aman saat proses bongkar pasang bautnya. Kemudian sambung dengan adaptor dudukan pipa stang kemudi.

Dan saat pemasangannya, segitiga atas cukup diturunkan hingga 21 mm, sesuai dengan ketebalan braket hand made stang kemudi model patah tadi. Cara ini juga aman, sebab stang kemudi jadi tak bentrok dengan cover tangki, meskipun dipakai belok mentok.

Solusi Matik Pake Pelk Ring 17 Dan Resikonya

Efek paling terasa tarikan di putaran bawah pasti lebih berat. Sedang pada putaran atas nafasnya malah jadi jauh lebih panjang. Karena dengan diameter roda lebih besar, pada putaran mesin yang sama, jangkauan roda saat berputar jadi lebih jauh. Tapi dengan menggunakan ring 17 akan membuat tampilan matik anda lebih asik dilihat, dan sangat menunjang untuk tampilan motor drag (drag stile)

Kalau ingin tarikan bawah tetap ngacir,Khusus skutik dengan mesin standar, Paling gampang ganti per CVT pakai yang sedikit lebih keras. Efeknya tekanan puli sekunder ke V-belt jadi lebih kuat, gejala selip bisa diminimalkan, makanya tetap gesit.

Beda cara jika mesin memang sudah dioprek, terutama yang bore-up ringan. Naikkan saja rasio kompresinya.

Dengan kompresi lebih besar, ledakan di putaran bawah maka lebih kuat. Skutik kesayangan pun makin ngacir. Nah kalau mau lebih sempurna sekalian mainkan roller, Anggi memberi saran agar bobotnya diperingan, tapi cukup 1-2 gram.


kekurangan
tapak ban sangat sempit, kalau rebah minim grip, jadi mesti lebih pelan di tikungan. Apalagi jika ditambah aspal basah atau berpasir.

setelah ganti ukuran pelek adalah ngaco-nya spidometer. Ngaco bukan dalam artian jarum jadi naik-turun. Namun pembacaan jadi lebih pelan. Kalau masih pakai pelek 14 inci tertera 60 km/jam, kalau sudah ganti ring 17 inci bisa hanya sekitar 40 km/jam.

konsumsi bahan bakar. Dijamin motor lebih rakus minum bensin, karena beban mesin memutar roda lebih berat. Lebih boros sekitar 30% dibanding saat ukuran pelek masih standar.

Kamis, 10 Februari 2011

Vario Kinclong Edition

Bagaimana seandainya Variomu sekinclong ini, , :D pasti temen2 cewek pada lengket semua,   :P